Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung sepakat memperkuat hubungan ekonomi dan budaya antara kedua negara dalam pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2025. Pertemuan yang berlangsung hangat tersebut menjadi momentum penting dalam memperdalam kemitraan strategis yang telah terjalin selama beberapa dekade.
Penguatan Sektor Ekonomi Strategis
Dalam pembicaraan tersebut, kedua pemimpin membahas peluang kerja sama baru di bidang industri pertahanan, energi terbarukan, serta teknologi digital. Korea Selatan selama ini dikenal sebagai mitra utama Indonesia dalam pengembangan industri manufaktur dan teknologi, sementara Indonesia menjadi mitra strategis dalam penyediaan sumber daya dan pasar potensial di kawasan Asia Tenggara.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang lebih terbuka dan kondusif. Pemerintah Indonesia juga mendorong masuknya investor Korea Selatan ke dalam proyek strategis nasional, termasuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan industri baterai listrik.
“Hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan tidak hanya sebatas kerja sama ekonomi, tetapi juga kemitraan yang saling memperkuat dalam membangun masa depan kawasan yang stabil dan sejahtera,” ujar Prabowo dalam sambutannya.
Kolaborasi Budaya dan Pendidikan
Selain sektor ekonomi, kerja sama di bidang budaya dan pendidikan turut menjadi fokus utama. Kedua negara sepakat memperluas pertukaran pelajar, program beasiswa, dan kegiatan kebudayaan untuk mempererat hubungan antar masyarakat. Pemerintah Korea Selatan juga berencana mendirikan lebih banyak pusat kebudayaan Korea di Indonesia, sedangkan Indonesia akan meningkatkan promosi seni dan budaya nusantara di Seoul dan Busan.
Presiden Lee Jae-myung menyampaikan bahwa hubungan kedua negara telah berkembang pesat dalam dua dekade terakhir, dan nilai-nilai kebudayaan menjadi fondasi kuat bagi kerja sama jangka panjang. Ia menilai Indonesia memiliki potensi besar sebagai pusat budaya dan ekonomi di Asia Tenggara.
“Kami melihat Indonesia sebagai sahabat strategis yang memiliki visi sama dalam membangun kemajuan bersama. Melalui kolaborasi ekonomi dan budaya, kita dapat memperkuat jembatan pemahaman antar masyarakat,” kata Lee.
Fokus pada Transisi Energi dan Inovasi Teknologi
Dalam konteks global, isu transisi energi dan inovasi teknologi juga menjadi perhatian bersama. Indonesia dan Korea Selatan bersepakat untuk memperluas kerja sama dalam pengembangan energi bersih, seperti hidrogen, tenaga surya, dan kendaraan listrik. Kolaborasi ini sejalan dengan komitmen APEC 2025 dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon.
Kedua negara juga berencana membentuk forum kerja sama khusus untuk mendorong kolaborasi antara perusahaan rintisan (startup) Indonesia dan Korea Selatan. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem digital dan membuka peluang kerja baru bagi generasi muda di kedua negara.
Komitmen untuk Stabilitas Kawasan
Pertemuan di APEC 2025 menegaskan kembali komitmen Indonesia dan Korea Selatan dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik. Kedua negara menilai pentingnya kolaborasi antar anggota APEC untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Melalui kesepakatan baru ini, hubungan Jakarta–Seoul diperkirakan akan semakin kokoh dan produktif. Indonesia dan Korea Selatan bukan hanya mitra ekonomi, tetapi juga sahabat strategis yang berperan penting dalam membentuk masa depan kawasan Asia-Pasifik yang lebih damai, sejahtera, dan berdaya saing.
Dengan semangat kemitraan yang kuat, kedua pemimpin menutup pertemuan dengan optimisme bahwa kerja sama lintas sektor akan membawa manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara dan memperkuat posisi APEC sebagai wadah integrasi ekonomi regional yang berorientasi masa depan.










